Wahai Mawar...
Wahai Mawar,
Cinta
itu letaknya di hati dan hati itu milik Allah. Tidak mungkin kita dapat
menyentuh hati seseorang tanpa izin Allah dan jika Allah tidak
mengkehendaki. Tidak patut kita serahkan hati kita yang dimiliki Allah
itu kepada orang lain untuk dikuasai atau diperintah. Bahkan memang
sepatutnya kita serahkan jiwa dan raga kita seluruhnya kepada Allah.
Adapun rasa cinta yang lahir sesama manusia itu hanya jalan menuju cinta
Allah. Janganlah sekali-kali kita menukarkan tujuan cinta di hati yang
sepatutnya untuk Allah kepada manusia hanya kerana kita dapat melihat
manusia dan kita tidak dapat melihat Allah, kita cuma merasa dan melihat
keindahan segala ciptaan-Nya. Kita lupa dan selalu tidak sedar hakikat
segala keindahan itu adalah milik Allah. Jadikanlah cinta kepada manusia
itu sebagai jalan menuju Tuhan, bukan matlamat dan pengakhiran
destinasi cinta. Maka engkau akan lebih tenang menerima segala
penolakan.
Wahai Mawar,
Hati
kita meronta untuk mencintai dan dicintai. Alangkah remuk redamnya hati
tatkala apa yang kita cintai tidak kita miliki. Alangkah kecewanya jiwa
tatkala cinta kita tidak dibalas oleh orang yang kita cintai. Ternyata
hati itu bukan milik kita, ia milik Allah. Kita tidak bersalah tatkala
cinta itu lahir terhadap seseorang, tetapi kita keterlaluan tatkala kita
memaksa ia kepada seseorang. Bukankah sepatutnya kita redha dengan
ketentuan Allah yang tidak menumbuhkan cinta terhadap kita di hati orang
yang kita cintai? Alangkah zalimnya kita tatkala kita tidak dapat
menerima apa yang telah ditetapkan oleh Allah. Sedangkan saban hari kita
sering tidak menghargai cinta Allah, kita tidak pula membalas segala
anugerah cinta yang Allah berikan kepada kita pada setiap hembusan
nafas, pada setiap detik kehidupan yang kita lalui. Bukankah Allah lebih
layak untuk murka kepada kita kerana kita tidak membalas-Nya dengan
ketaatan yang sepatutnya?
*petikan dari blog Seindah Mawar Berduri
Comments
Post a Comment